Sumber : www.iniunik.web.id |
Budaya
adalah suatu cara hidup yang bekembang dalam suatu kelompok yang diwariskan
secara turun temurun dan akan berujung pada kebiasaan yang dilakukan
sehari-hari. Budaya disusun dari banyak system agama, politik, adat istiadat,
bahasa, seni, dll. Menurut saya, kebudayaan otomatis terbentuk dalam suatu
kelompok karena adanya kebutuhan untuk menunjukan eksistensi suatu kelompok
tersebut dengan melakukan satu hal kecil untuk meraih suatu tujuan. Dan jika
hal tersebut berhasil, maka akan diulangi secara terus menerus untuk mengulangi
keberhasilan tersebut.
Namun
pada hakikatnya, ada budaya yang menjadi penghambat kemajuan namun ada juga yang mendorong kemajuan bangsa. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas :)
Budaya yang Menghambat Kemajuan
Budaya
berbohong
Banyak
sekali hal yang menyepelekan hal ini dan menganggap hal yang wajar dilakukan
sehari-hari. Idiom yang berkembang saat ini adalah “Tidak apa-apa berbohong
demi kebaikan” atau “Tak apalah berbohong sekali ini saja”. Padahal idiom
tersebut membuat pola pikir kita terbelenggu dan tidak bisa berpikir logis.
Logikanya, seluruh kebohongan adalah untuk kebaikan, baik dalam skala besar
maupun kecil. Jika ada dua kasus, kita berbohong pada orang tua kita padahal
hanya masalah kecil dan seorang pencuri yang tidak mengaku mencuri, para pelaku
dapat memakai satu idiom yang sama, bukan ?
Jadi
kesimpulannya berbohong sudah menjadi hal yang biasa dan budaya ini dapat
berkembang menjadi budaya yang lebih buruk.
Budaya
Mencontek
Budaya
ini adalah turunan dari budaya berbohong. Hal ini banyak terjadi dikalangan
pelajar maupun mahasiswa. Budaya ini dapat merusak pola pikir para remaja yang
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan jawaban. Mungkin beruntung jika
budaya ini tidak berkembang menjadi budaya yang lebih buruk lagi, namun jika
tidak ? Bisa fatal akibatnya
Budaya
Korupsi
Nah,
ini adalah budaya yang sepertinya sudah menyebarluas di negeri kita yang
tercinta ini. Budaya ini juga turunan dari dua budaya diatas. Budaya ini
dimulai dari kasus yang kecil dan mungkin tampak tak seperti kasus korupsi.
Contohnya, seorang anak yang disuruh membeli suatu barang oleh Ibunya seharga
Rp. 5000,- dan diberi uang Rp. 10.000,-. Seharusnya anak tersebut mengembalikan
uang kepada ibunya Rp. 5000,- namun anak itu berkata pada ibunya bahwa harganya
naik menjadi Rp. 8000,- , kelebihannya itu diambil secara diam-diam oleh si
anak. Mungkin hanya masalah Rp. 3000,- namun ini tetap saja korupsi karena
mengambil hak yang bukan miliknya. Bayangkan jika kebiasaan anak ini dibawa
hingga besar. Wah, dapat kita bayangkan sendiri dampaknya.
Budaya
“Copy Paste”
Ini
adalah budaya yang cukup menghambat kemajuan. Karena perkembangan teknologi,
banyak orang seenaknya meniru atau copy paste tulisan orang tanpa disaring
terlebih dahulu. Adanya “mbah gugel” mempermudah orang untuk meniru, walau
tidak kita pungkiri ini juga dapat mempercepat mendapatkan informasi yang
diinginkan. Balik lagi kepada diri kita menghadapi teknologi yang berkembang
pesat saat ini. Jadi, sebaiknya kita saring terlebih dahulu, jangan meng-copy secara persis dan berikan sumbernya.
Budaya
“Latah”
Latah
disini dimaksudkan meniru tingkah manusia lainnya. Yang terlihat saat ini
adalah orang Indonesia yang ikut-ikutan meniru budaya luar, contohnya K-pop. Di
Korea sedang musim K-pop yang memunculkan banyak boyband dan girlband yang
mengkombinasikan menari dan menyanyi. Remaja-remaja di Indonesia mulai latah
mengikuti sama persis budaya K-pop dan berlomba-lomba membuat boyband atau
girlband. Mulai dari cara menyanyi, menari, pakaian, rambut, gaya, dll-nya
dibuat sama persis. Budaya ini menghambat kreativitas anak bangsa untuk maju
dalam bidang seni.
wauw baguss
ReplyDelete